Awal Mula Adanya Tata Rias Pengantin Paes Jogja Putri Dan Solo Putri

Awal Mula Adanya Tata Rias Pengantin Paes Jogja Putri Dan Solo Putri

Rabu, 30 November 2022 14:24 WIB | 16.314 Views

Di Indonesia adat pernikahan memiliki banyak keberagamannya mulai dari sabang sampai Merauke, salah satu adat pernikahan yaitu seperti adat jawa. Dalam pernikahan adat jawa sendiri juga memiliki keberagamannya sendiri seperti adat dari DIY Yogyakarta (Jogja) dan Solo.

Menurut lokasi antara Jogja dan Solo ini sebenarnya tidak berjauhan hanya berjarak sekitar 64 KM, namun hanya saja memiliki sejarah kemaritiman yang berbeda terutama dalam tata rias pengantin.

Dahulu riasan pengantin Paes Ageng hanya digunakan oleh keluarga kerajaan keraton, alasannya pada zaman dahulu riasan tersebut terbilang cukup mahal seperti berhiaskan emas dan masyarakat biasa tidak boleh menggunakannya. Dengan demikian, untuk masyarakat dibuatkan menggunakan riasan dengan nama Jogja Putri karena lebih ekonomis dengan sapuan warna hitam ukuran spesifik, tata rias dan sanggul khas Jawa. Namun, setelah perkembangan zaman paes ageng pun diperbolehkan digunakan oleh masyarakat luas agar bisa terjaga kelestarian budaya.

Diduga setelah adanya perjanjian Giyanti yaitu pengangkatan Mataram menjadi Mataram Jogja dan Mataram Solo, peninggalan tradisi akhirnya dibagi menjadi dua bagian juga. Namun, khusus untuk warisan tata rias pengantin Paes Ageng dan Jogja Putri untuk mataram Jogja. Sehingga para seniman masyarakat mataram solo pun tak kehabisan ide untuk menciptakan tata riasan pengantin sendiri seperti adanya tata riasan pengantin Solo Putri, Solo Basahan, Solo Keprabon, dan lainnya. Saat ini tata rias pengantin khususnya Solo Putri sudah dipatenkan dan diakui seluruh acara pernikahan Indonesia bahkan dunia.

Dalam hal ini terdapat beberapa kemiripan dari tata rias pengantin Jogja Putri dan Solo Putri, untuk membedakannya, simak perbedaan Jogja Putri dan Solo Putri :
  • Bentuk Paes
 

Paes yaitu hiasan hitam pengantin Wanita pada dahi. Perbedaan pada paes pada bentuknya yaitu pada paes Jogja Putri berbentuk lebih lancip (panunggul) seperti daun sirih mengarah kea rah hidung.
 
Sedangkan pada paes Solo Putri tengahnya disebut gajahan berbentuk membulat seperti paruh bebek menumpul mengarah ke titik kedua mata.
 
  • Bentuk Sanggul

Menurut keterangan sanggul Jogja Putri lebih besar terbuat dari untaian rambut yang dibentuk seperti huruf W.
 
Sedangkan sanggul pada Solo Putri biasanya terbuat dari daun pandan sehingga wangi, namun dikarenakan daun pandan berat, ada juga yang menggantinya dengan sanggul rambut biasa.
 
  • Mentul (Konde diatas sanggul)


Biasanya mentul atau biasa disebut kembang goyang yang ditancapkan disanggul pengantin. Mentul di Jogja Putri terdiri 1 hingga 5 buah dan ditambahkan hiasan berbentuk segitiga (sariayu). Mentul dan sariayu Jogja Putri di tancapkan menghadap kebelakang, hal ini mengartikan pengantin terlihat cantik dari depan maupun belakang, namun pada dasarnya pada pengantin komersial menghadap kedepan.
 
Sedangkan pada Solo Putri hiasan kepala menggunakan mentul, centung dan sirkam. Untuk mentul Solo Putri berjumlah 7 hingga 9.
 
  • Melati

Pada pengantin Jogja Putri, memiliki hiasan melati lebih sedikit yaitu hanya melati karang jagung/tepes untuk bando.
 
Sedangkan pada Solo Putri, hiasan melati lebih banyak yaitu ada tibo dodo, pengasih, karang jagung hingga pembungkus sanggul.
 
 
Sekian perbedaan tata rias pengantin Jogja Putri dan Solo Putri, Sebagian perbedaan ada di hiasan sekitar kepala dan penerapannya saja.
 
 
 
 Sumber : jenganten.com
 




Berikan Komentar Via Facebook

Blogs Lainnya