Mitos Dan Larangan Dalam Pernikahan Adat Jawa

Mitos Dan Larangan Dalam Pernikahan Adat Jawa

Kamis, 13 April 2023 13:53 WIB | 4.323 Views
Mengenal tradisi adat Jawa, pastinya tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Dalam adat Jawa memiliki tradisi atau nilai kesakralan yang sangat kental, salah satunya dalam acara pernikahan.

Masyarakat suku Jawa meyakini bahwa dalam sebuah acara khususnya pernikahan harus dijaga dengan baik, sehingga masyrakat Jawa biasanya akan mengadakan tradisi tertentu.

Tak hanya itu, dalam menuju pernikahan biasanya calon mempelai Wanita dan calon mempelai pria suku Jawa pun harus menghadapi berbagai ketentuan tertentu untuk menuju pernikahan, agar pernikahan yang dijalani nantinya tidak mengalami suatu hambatan atau masalah tertentu.

Adapun mitos atau larangan yang masyarakat Jawa yakini dalam menuju pernikahan, yaitu :

1. Adanya larangan menikah di bulan Suro atau Muharram 

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, menikah di bulan Suro atau Muharram ini sangat dilarang, karena di percaya akan membuat rumah tangga memiliki banyak masalah atau goncangan, marabahaya dan tidak harmonis.
 
2. Posisi rumah calon pengantin yang berhadapan 

Dengan rumah calon pengantin yang berhadapan, dikhawatirkan akan membawa berbagai masalah yang akan dihadapi, baik masalah yang terjadi kepada pengantin ataupun keluarga pengantin nantinya. Jadi, jika pasangan yang memiliki rumah yang berhadapan masih ingin tetap menikah, maka salah satu rumah calon pengantin harus dipindahkan terlebih dahulu.
 
3. Pernikahan Jilu
 
Pernikahan Jilu adalah pernikahan anak pertama dengan anak ketiga. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, pernikahan ini sebaiknya dihindari karena dikhawatirkan akan mendatangkan banyak cobaan dan masalah. Perbedaan karakter anak pertama dan anak ketiga juga menjadi pertimbangan agar pernikahan jilu dihindari.
 
4. Pernikahan satu berjejer tiga 

Pernikahan satu berjejer tiga yaitu pernikahan sesama anak pertama. Menurut kepercayaan Jawa, pernikahan tersebut akan mendatangkan sial dan malapetaka, jadi sebaiknya tidak boleh menikah.
 
5. Adanya perhitungan weton 

Dalam menuju pernikahan, biasanya masyarakat Jawa akan melakukan perhitungan weton jodoh diantara kedua calon mempelai untuk menentukan cocok atau tidaknya pasangan tersebut. Hal ini masyarakat meyakini ada weton jodoh yang tidak sesuai atau tidak bagus, jadi pernikahan tidak akan dilanjutkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Itulah beberapa mitos atau larangan yang dipercayai masyarakat suku jawa untuk menuju pernikahan yang baik sesuai tradisi yang hingga saat ini masih kental. Namun, hal ini juga bukan patokan penghambat jika kamu memang berjodoh dengan pasanganmu. Biasanya jika ada mitos atau larangan yang didapatkan salah satu diatas, masyarakat jawa bisa melakukan ritual atau tradisi tolak bala untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan.
 
 




Berikan Komentar Via Facebook

Blogs Lainnya