Tren pernikahan di KUA meningkat? banyak Gen Z pilih alokasikan tabungan untuk kehidupan setelah pernikahan

Tren pernikahan di KUA meningkat? banyak Gen Z pilih alokasikan tabungan untuk kehidupan setelah pernikahan

Jum'at, 16 Mei 2025 14:11 WIB | 493 Views
Beberapa tahun terakhir, fenomena pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA) mengalami peningkatan signifikan, terutama di kalangan pasangan muda, khususnya Gen Z. Di tengah gempuran budaya pesta pernikahan yang mewah dan serba viral, banyak dari mereka justru memilih menikah dengan cara yang sederhana namun sah dan sakral di KUA.
 

Menikah di KUA secara resmi dan legal tidak dikenakan biaya alias gratis, selama dilakukan pada hari dan jam kerja, serta di kantor KUA setempat. Bagi pasangan yang ingin menghemat anggaran tanpa mengurangi nilai sakral pernikahan, ini adalah opsi yang ideal.

Tapi alasan utamanya bukan cuma soal hemat. Banyak Gen Z menyadari bahwa pesta semalam bukanlah ukuran keberhasilan sebuah pernikahan. Dana bisa dialokasikan kepada hal-hal yang lebih primer seperti DP Rumah, modal usaha, tabungan masa depan, atau sekedar biaya honey moon.

Tapi mengapa bisa begini? berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang cenderung masih menganggap bahwa pesta pernikahan terasa seperti sebuah kewajiban.

Gen Z tumbuh dalam era ekonomi yang cukup menantang. Biaya hidup meningkat, properti semakin mahal, dan realitas pekerjaan kadang tak sesuai ekspektasi. Hal ini membuat banyak pilihan yang diambil lebih realistis.

Setidaknya ada beberapa alasan yang mendorong tren ini naik di kalangan anak muda seperti berikut:
1. Pengaruh Sosial Media 
Sosial media kini tidak hanya menampilkan pernikahan yang mewah, tapi juga membuka ruang bagi narasi pernikahan sederhana yang tetap hangat dan bermakna. Banyak pasangan muda membagikan momen pernikahan mereka di KUA dengan konsep yang minimalis tapi tetap estetik. Ini menginspirasi pasangan lain bahwa menikah tak harus mahal untuk bisa dikenang dan dibagikan.

2. Inflasi dan Biaya Hidup yang Meningkat
Kondisi ekonomi global yang tidak menentu seperti lonjakan biaya hunian, membuat Gen Z lebih selektif dalam membelanjakan uang. Dibanding menghabiskan puluhan juta untuk resepsi, mereka lebih memilih mengalihkan dana tersebut ke kebutuhan pasca-menikah yang lebih penting dan berjangka panjang.

3. Perubahan Mindset: Dari Gengsi ke Fungsi
Ada pergeseran nilai dari yang dulu mengejar gengsi, kini menjadi lebih fungsional. Pernikahan tidak lagi dianggap sebagai ajang pamer, tapi sebagai titik awal membangun kehidupan baru. Banyak dari mereka lebih fokus pada bagaimana hidup setelah hari H, bukan hanya hari itu saja.

4. Bukan Berarti Tidak Romantis
Meski sederhana, bukan berarti hilang romantisme. Banyak pasangan tetap membuat momen pernikahan mereka berkesan: dari foto berdua di halaman KUA, makan siang bersama keluarga inti, hingga menulis surat cinta sebelum ijab kabul. Justru, kesederhanaan itu sering kali membuatnya terasa lebih tulus dan menyentuh.

Pernikahan yang sederhana bukan berarti harus serba terbatas. Banyak pasangan yang memilih menikah di KUA tetap menggunakan undangan digital untuk menyampaikan momen bahagia mereka kepada keluarga dan sahabat. Salah satu platform yang banyak digunakan adalah WebNikah.com.

Dengan berbagai pilihan desain elegan dan fitur lengkap mulai dari RSVP hingga galeri foto bisa jadi pelengkap sempurna bagi pasangan yang ingin menggabungkan kesederhanaan dengan sentuhan teknologi. Praktis, hemat, dan tetap berkesan.

Setiap pasangan punya cara sendiri dalam merayakan cinta dan memulai hidup baru. Menikah di KUA hanyalah salah satu pilihan—yang kini makin dipilih karena kesederhanaannya, kepraktisannya, dan makna yang tak kalah dalamnya.

Jadi, apakah kamu juga mempertimbangkan menikah di KUA?
Bukan karena tidak bisa mewah, tapi karena memilih untuk bijak.





Berikan Komentar Via Facebook

Blogs Lainnya